Monday, July 6, 2009

Obat berhenti Merokok: Zyban dan Chantix meningkatkan risiko bunuh diri


dan

Pada awal bulan Juli 2009 ini FDA telah mengumumkan untuk menambahkan label peringatan untuk 2 buah produk obat yang sering diresepkan sebagai obat berhenti merokok Chantix (Varenicline) dan Zyban (Buropion). Tambahan peringatan tersebut berupa peringatan bahwa kedua obat ini akan berpotensi tinggi menyebabkan gangguan kesehatan mental yang serius termasuk perubahan perilaku, depresi mood dan keinginan untuk bunuh diri. Peringatan serupa juga harus diberikan pada produk lain yang mengandung bupropion seperti Wellbutrin dan bupropion generik yang sering diresepkan sebagai antidepresi.

Varnecline bekerja dengan cara menghambat reseptor nikonik asetilkolin alfa 2 beta 4 di otak, sehingga orang yang merokok tidak akan merasakan nikmatnya rokok dan diharapkan dengan ini perokok tersebut dapat melupakan rokok dengan sedirinya. Bupropion merupakan obat antidepresi dengan mekanisme menghambat secara reversibel transporter noradrenergik dan dopamine di otak, namun mekanisme yang lebih jelas mengapa obat ini bisa digunakan untuk menyembukkan ketergantungan terhadap rokok masih belum banyak diketahui.

FDA juga menyebutkan sebaiknya para dokter dan farmasis juga melakukan monitoring pada pasien yang menggunakan kedua obat tersebut. Pasien juga dihimbau untuk segera melaporkan perasaan atau gejala gangguan mental yang dialaminya ke dokter atau farmasis setelah meminum obat ini.

Pada sebagian besar kasus gejala perubahan mental dan keinginan bunuh diri ini muncul dalam waktu singkat setelah memulai pengobatan dan akan hilang setelah pengobatan dihentikan, namun pada beberapa kasus, gejala ini bisa menetap meski pengobatan telah dihentikan.

Kedua obat ini juga tidak mengandung nikotin dalam sediaannya sehingga memungkinkan pasien akan mengalami gejala nikotin withdrawal seperti depresi, cemas, sensitif, gangguan tidur dan lain-lain. Oleh karena itu FDA juga menginstruksikan kepada produsen pembuat obat ini Pfizer dan GlaxoSmithKline untuk segera melakukan Clinical Trial untuk meneliti lebih jauh seberapa serius dan sering gejala ini muncul pada pasien yang menggunakan obat ini.

Zolinza, obat antikanker kulit dengan aktivitas HDAC inhibitor

Pada 6 oktober 2006, FDA telah menyetujui Zolinda (vorinostat) untuk pengobatan cutaneous T-cell lymphoma (CTCL), salah satu tipe dari kanker kulit, obat ini digunakan jika penyakit menetap dan malah memburuk, atau pengobatan dengan obat lain kurang membuahkan hasil.

Efektifitas dan keamanan Zolinda telah dibuktikan dalam clinical trial yang melibatkan 107 CTCL pasien yang penyakitnya muncul kembali setelah pengobatan dengan obat lain. 30 % pasein yang mengikuti clinical trial ini menunjukkan perbaikan dan efek obat klinis obat ini mampu bertahan selama 168 hari.

obat ini bekerja dengan cara menghambat enzim histon deasetilase (enzim yang bekerja dengan melepaskan gugus asetil dari histon) yang akhirya membuat struktur histon dan kromatin lebih terbuka dan lebih mudah untuk mengalami modifikasi.

Efek samping yang sering muncul pada penggunaan obat ini adalah diare, mual, muntah, anoreksia, konstipasi, sedangkan efek samping yang cukup berbahaya adalah emboli paru karena pembekuan darah, dehidrasi , anemia dan deep vein thrombosis. hingga saat ini zolinza belum pernah diujikan pada wanita hamil, tetapi penelitian pada hewan coba menunjukkan bahwa obat ini dapat berbahaya bagi bayi.